Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Alasan Kenapa Cari Kerja Terasa Susah

SerbaGratis95.site - Sepertinya akan menjadi masalah serius di negara ini kalau gelar pendidikan yang tinggi tidak menjamin seseorang untuk segera mendapatkan pekerjaan. Baik itu lulusan SMA, SMK, maupun baru saja lulus kuliah, tidak ada jaminan bahwa mereka akan segera mendapatkan pekerjaan setelah lulus. 

Seiring berjalannya waktu, banyak dari kita yang menyadari bahwa mencari pekerjaan semakin sulit. Mungkin tidak dipanggil untuk lowongan pekerjaan, atau lowongan yang tersedia tidak sesuai dengan jurusan atau bahkan keterampilan yang dimiliki. 

Ketersediaan lapangan kerja yang semakin ketat membuat mencari lowongan pekerjaan menjadi hal yang sulit. Bayangkan, kita didorong untuk sekolah, melanjutkan ke kuliah, dan kemudian mencari pekerjaan, namun kenyataannya mencari pekerjaan semakin sulit bagi kebanyakan orang, bahkan bagi orang dengan pendidikan tinggi.

Contohnya, seorang teman penulis yang lulusan kuliah dengan kualifikasi tinggi sudah menganggur selama kurang lebih dua tahun. Menurutnya sendiri, mencari pekerjaan sekarang terasa lebih sulit sejak awal musim pandemi COVID-19 hingga saat ini. 

Lapangan kerja yang muncul lebih banyak di sektor informal seperti menjadi driver ojek online, pedagang kaki lima, dan sebagainya, padahal seharusnya lulusan sarjana dapat bekerja di perusahaan dengan gaji yang lebih tinggi dan pekerjaan formal.

Apakah kamu juga merasa bahwa mencari pekerjaan semakin sulit akhir-akhir ini?

Meskipun dapat pekerjaan, seringkali tidak memenuhi standar yang diharapkan. Misalnya, seseorang mengambil jurusan teknik atau manajemen namun akhirnya menjadi driver ojek online karena sulitnya mencari pekerjaan sesuai dengan jurusannya. 

Disini kami tidak bermaksud merendahkan pekerjaan sebagai driver ojek online, tapi banyak orang dengan pendidikan tinggi yang masih kesulitan mendapatkan pekerjaan sesuai dengan bidangnya.

Umumnya, orang dengan gelar S1 atau S2 mengharapkan pekerjaan formal dengan gaji yang lebih besar untuk menutupi biaya kuliah yang mahal. Tapi, seringkali ilmu yang didapat di kuliah tidak dapat diimplementasikan saat bekerja di bidang yang berbeda.

Intinya, mencari pekerjaan memang sulit di zaman sekarang. Namun, apa yang membuatnya sulit dan mengapa angka pengangguran tetap tinggi meskipun banyaknya lowongan pekerjaan?

Nah, dalam artikel kali ini, kami akan membahas alasan mengapa mencari pekerjaan terasa sulit dan faktor-faktor apa yang membuat para pelamar kerja mengalami kesulitan dalam diterima di lowongan pekerjaan yang tersedia. 

Tapi, sebelum itu, perlu dicatat bahwa pembahasan kali ini akan lebih bersifat relatif karena setiap daerah memiliki pandangan tersendiri terkait kesulitan mencari pekerjaan, ada yang merasakan sulit dan ada pula yang merasakan mudah.

Oleh sebab itu, dalam tulisan singkat ini kami akan mencoba akan mengupas semua hal secara detail dan logis, jadi mari kita simak sampai selesai untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Kenapa Cari Kerja Terasa Susah?

1. Persaingan dan Kualifikasi Kerja

Ketika membahas sulitnya mencari pekerjaan, tidak dapat dipungkiri bahwa hal ini menghasilkan tingginya tingkat pengangguran. 

Data dari BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan bahwa pada tahun 2019, jumlah pengangguran di Indonesia mencapai sekitar 6,8 juta orang. 

Selama pandemi tahun 2020, angka tersebut meningkat mencapai puncaknya hingga 9,7 juta penduduk. Pada tahun 2023, jumlah pengangguran menurun menjadi 7,8 juta penduduk, meskipun masih lebih tinggi dari sebelum pandemi COVID-19.

Menurut data Kementerian Ketenagakerjaan, hanya ada sekitar 2,7 juta lowongan pekerjaan yang tersedia pada tahun 2023. 

Dengan menggunakan prinsip dasar ilmu ekonomi, yaitu pasokan dan permintaan yang seimbang antara pelamar kerja dan lowongan pekerjaan, terlihat bahwa dari jumlah pengangguran sekitar 8 juta jiwa dan hanya terdapat 3 juta lapangan pekerjaan, persaingan menjadi sangat ketat.

Bayangkan saja, dari 8 juta pengangguran harus bersaing satu sama lain untuk mendapatkan pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidupnya. 

Persaingan semakin sengit jika dilihat dari segi kualifikasi, seperti pengalaman, keterampilan, bahkan batasan usia yang ditetapkan oleh beberapa perusahaan.

Batasan usia maksimal pelamar kerja, contohnya, hanya 25 tahun, telah menuai kritik karena membuat orang di atas usia tersebut kesulitan mencari pekerjaan. 

Selain itu, bonus demografi yang menghasilkan pekerja baru setiap tahunnya juga memperketat persaingan di pasar kerja. 

Dampak pandemi yang menyebabkan banyak perusahaan tutup dan PHK massal juga memperbesar jumlah pengangguran yang harus bersaing lebih keras.

Misalnya, seorang pekerja berpengalaman di bidang manufaktur mungkin kesulitan mencari pekerjaan baru setelah banyak perusahaan melakukan PHK. 

Dengan adanya bonus demografi yang menghasilkan jutaan lulusan baru setiap tahun dari berbagai universitas, tentunya akakn membuat persaingan semakin ketat.

Sementara banyaknya lowongan kerja tercatat dalam data, kemungkinan hanya pekerjaan formal yang tercakup, sehingga pekerjaan informal seperti tukang parkir atau driver ojek online tidak terdokumentasi. 

Oleh karena itu, meskipun lowongan kerja banyak, namun tidak semua sesuai dengan kompetensi yang dimiliki banyak orang.

2. Relevansi dan sistem pendidikan

Seiring perkembangan zaman yang semakin maju, teknologi seperti AI, web, dan blockchain telah mendominasi kehidupan era sekarang. Hal ini menjadikan dunia kerja terus bertransformasi dengan cepat, bahkan lebih cepat dari yang dibayangkan beberapa tahun yang lalu. 

Mungkin 5-10 tahun yang lalu, sedikit dari kita yang membayangkan bahwa suatu saat akan ada AI yang mampu menjawab pertanyaan kita dengan bahasa manusia, seperti yang kita lihat dengan kemunculan ChatGPT.

Perkembangan ini menghasilkan kebutuhan industri tenaga kerja yang adaptif dan memiliki keterampilan yang relevan dengan zaman sekarang. Misalnya, di bidang AI, banyak startup yang menuntut para pelamar kerja dan karyawan untuk memahami cara menggunakan AI untuk keuntungan startup yang dikelola.

Namun, sayangnya, sistem pendidikan sekarang masih mengajarkan ilmu yang mungkin sudah ketinggalan zaman, dan bahkan tidak pernah atau jarang dibahas di sekolah atau kuliah. 

Konsep pendidikan seharusnya membekali siswa dengan kemampuan yang dibutuhkan di era modern, tetapi banyak lulusan yang masih kekurangan keterampilan yang relevan dengan dunia kerja.

Banyak materi pembelajaran yang diajarkan di kampus masih berfokus pada materi yang ketinggalan zaman, sementara dunia terus berkembang. Misalnya, dalam pengalaman kami di bidang IT, sistem kuliah masih mengajarkan bahasa pemrograman yang sudah ketinggalan zaman, yang mungkin tidak lagi relevan di dunia kerja era modern saat ini.

Karena itu, untuk tetap relevan di zaman sekarang, kita harus belajar mandiri di luar pendidikan formal, terutama melalui internet. Mengandalkan ilmu dari sekolah atau kuliah saja tidak cukup, terutama untuk pekerjaan di bidang teknis seperti programmer. 

Saat ini, dengan adanya AI dan teknologi lainnya, persaingan untuk mendapatkan pekerjaan di bidang programmer menjadi lebih sulit, sehingga banyak mahasiswa IT yang harus mengikuti bootcamp dan membayar lagi untuk mendalami dunia IT.

Bootcamp sendiri sebenarnya banyak yang menawarkan jaminan pekerjaan setelah lulus, namun demikian, inti masalahnya adalah bahwa banyak materi kuliah yang tidak lagi relevan dengan tuntutan zaman. 

Meskipun ada beberapa dosen muda yang mengajarkan teori-teori yang relevan dengan zaman sekarang, namun teori saja tidak cukup untuk mendapatkan pekerjaan. 

Di dunia kerja, yang dibutuhkan adalah pengalaman dan keterampilan. Bahkan mahasiswa dengan nilai terbaik pun masih kalah dengan yang memiliki lebih banyak pengalaman dan keterampilan.

Kesimpulan

Sebenarnya, alasan mengapa mencari pekerjaan menjadi sulit bisa dianggap cukup relatif dan kompleks. Faktor-faktor yang kami sebutkan sebelumnya mungkin hanya sebagian kecil dari realitas yang dirasakan. 

Mungkin ada beberapa orang yang mendapatkan situasi di mana mencari pekerjaan menjadi mudah, tetapi bisa juga menjadi sulit, terutama jika kamu mencari pekerjaan yang tidak formal.

Kenyataannya, gambaran tentang kegiatan setelah lulus sekolah atau kuliah tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Terutama jika waktumu dihabiskan untuk bermain game atau tidur-tiduran, maka mencari pekerjaan akan menjadi lebih sulit di masa depan.

Meskipun sekolah dan kuliah penting untuk membangun relasi dan mendapatkan keuntungan lainnya, tetaplah berusaha untuk belajar secara non-formal. Eksplorasi dunia di luar lingkungan sekolah atau kuliahmu. 

Hal yang paling penting adalah tingkatkan keterampilanmu, karena pendapatanmu akan sebanding dengan keterampilan yang dimiliki. Sekian dan semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat.

Cak Nun
Cak Nun Seorang bloger muda yang hanya memikirkan kata "berusaha, berdoa dan pasrah" tak lupa akan syukur atas apa yang di berikan.

Posting Komentar untuk "Alasan Kenapa Cari Kerja Terasa Susah"