Kenapa HP Kamera Pop Up Menghilang? Ini Penjelasannya

Daftar Isi

SerbaGratis95.site – Beberapa tahun yang lalu, kalau konsumen ingat, kamera pop-up sangat populer dan banyak ditanamkan di beberapa smartphone. Bahkan, sudah menjadi trend di era tersebut. 

Tidak hanya sekadar pop-up, ada banyak modifikasi seperti flip-up, rotating, dan lainnya, yang diadopsi oleh banyak brand smartphone populer seperti Samsung Asus Vivo, Oppo, Poco, Xiaomi, semuanya memiliki seri pop-up masing-masing dengan berbagai variasi.

Namun, di mana sekarang kamera pop-up itu? Dan mengapa kamera pop-up di smartphone ini bisa menghilang?. 

Nah, pada kesempatan ini kami akan mencoba membahas tentang alasan mengapa hp dengan kamera pop up menghilang atau punah dari peredaran. Silakan simak hingga selesai untuk ketahui detail lebih lengkapnya!

Kenapa HP Kamera Pop Up Menghilang?

Sebelum ke topik pembahasan, mari kita nostalgia terlebih dahulu dengan mencari tahu mengapa kamera pop-up muncul. Sebenarnya hp dengan kamera pop up merupakan respons terhadap trend untuk memaksimalkan layar smartphone. 

Salah satu trend yang cukup populer adalah Xiaomi MI Mix pada tahun 2016 yang menghadirkan layar penuh dengan memindahkan kamera ke bagian bawah. Trend ini lalu diikuti oleh Essential Phone pada tahun 2017 dengan notch kecil di bagian atas layar. 

Trend ini tersu berlanjut dan kembali dipopulerkan oleh iPhone X dengan notch, yang pada awalnya banyak dikritik, tetapi akhirnya banyak diikuti. Bahkan dihantam oleh Huawei Honor View 20 yang menjadi smartphone pertama dengan punch hole.

Saat itu, hampir semua smartphone berlomba-lomba untuk memberikan layar terluas dengan mengadopsi notch dan punch hole. Tapi, beberapa mulai berinovasi untuk keluar dari gangguan notch dan punch hole agar layar benar-benar penuh tanpa gangguan. 

Dari sinilah muncul prototype Vivo Nex, menjadi smartphone pertama dengan motorized (mengacu pada mekanisme yang menggunakan motor untuk menggerakkan kamera ke luar atau masuk ke dalam perangkat smartphone) pop-up camera.

Dari sana, mulai bermunculan hp dengan menggunakan kamera pop-up seperti Vivo V15 dan Vivo V15 Pro yang menggunakanya dengan sederhana. Kemudian, berkembang ke Vivo V17 Pro dengan pop-up kamera yang lebih kompleks dengan dua kamera ditambah dengan LED Flash. 

Selain itu, pada brand smartphone lain ada juga Oppo Reno 2 F dengan pop-up kamera yang dilengkapi dengan lampu warna-warni, dan Oppo Reno 10x Zoom dengan pop-up yang miring.

Inovasi tidak berhenti di situ, ide-ide berani mulai muncul seperti Asus Zenfone 6 dengan motorized flip-up camera yang membuat layar penuh tanpa notch dan punch hole, sementara kamera belakangnya naik dan berbalik untuk digunakan sebagai kamera selfie. 

Samsung juga tak mau kalah dengan seri Galaxy A80 menggunakan pop-up rotating camera yang saat muncul ke atas, kamera belakangnya juga berputar ke depan untuk menjadi kamera selfie. 

Selain itu, ada juga hp OPPO Find X yang tidak hanya motorized kameranya, tetapi benar-benar memiliki motorized slider, serta Xiaomi MI Mix 3 yang memiliki slider manual tanpa motor.

Sebenarnya, kalau melihat tujuan awalnya, tidak ada yang salah dengan kamera pop-up ini. Teknologi ini menjadi solusi untuk mendapatkan layar penuh tanpa gangguan notch dan punch hole. 

Bahkan, setelah berevolusi menjadi flip-up dan rotating camera, fitur ini semakin berguna karena memungkinkan pengguna untuk mengambil foto dan video selfie dengan menggunakan sensor kamera utama yang memiliki kualitas yang sangat baik.

Masalahnya ada di sini! Kenapa inovasi pop-up kamera di smartphone punah dan tidak bertahan? Sementara inovasi lain seperti indisplay fingerprint sensor tetap bertahan sampai sekarang?.

Alasan Mengapa HP Dengan Kamera Pop Up Menghilang

  • Pertama, masalahnya terletak pada pengalaman pengguna. Ketika menggunakan face unlock, pop-up kamera harus muncul untuk mendeteksi wajah, yang memerlukan waktu dan cukup mengganggu bagi pengguna yang terbiasa menggunakan fitur face recognition. 
  • Kedua, masalahnya adalah ketahanan terhadap air dan debu yang sulit dicapai hp dengan pop-up atau flip-up kamera. Hampir semua hp dengan teknologi ini tidak memiliki IP rating karena mekanisme kamera yang membuka celah bagi air dan debu masuk ke dalamnya.
  • Ketiga, masalahnya adalah durabilitas. Dengan tambahan sistem mekanis seperti motor gear dan kabel fleksibel, komponen mekanis ini memiliki umur pakai yang terbatas dan bisa menimbulkan masalah kalau rusak. Selain itu, ada risiko kerusakan kalau hp jatuh saat kamera dalam posisi terbuka.
  • Keempat, ada masalah biaya. Produksi pop-up atau flip-up kamera membutuhkan banyak komponen mekanis tambahan yang meningkatkan biaya produksi dan harga jual. Hal ini tentu membuat konsumen mempertimbangkan opsi hp dengan harga yang lebih kompetitif.
  • Kelima, masalah biaya dan kerumitan perbaikan. Pop-up atau flip-up kamera pada hp meningkatkan risiko klaim perbaikan karena kerusakan pada sistem mekanisnya. Jadi, mau tak mau brand harus menyediakan suku cadang dan menanggung biaya perbaikan jika rusak.
  • Keenam, pop-up atau flip-up kamera membatasi desain smartphone menjadi lebih tebal dan tidak se-compatc mungkin karena memerlukan ruang untuk sistem mekanisnya.
  • Ketujuh, pengguna sudah mulai terbiasa dengan keberadaan notch atau punch hole di layar hp, sehingga keinginan akan layar full semakin berkurang. Kualitas layar yang semakin baik juga membuat pengguna lebih toleran terhadap keberadaan notch atau punch hole yang kecil.
  • Kedelapan, dari sudut pandang brand, mereka merasa bahwa menggunakan pop-up kamera dan inovasi sejenisnya menjadi beban yang cukup besar. Hal ini membuat jumlah pengguna fitur ini semakin berkurang seiring berjalannya waktu, hingga akhirnya teknologi ini punah. 

Ini berbeda dengan kondisi smartphone layar lipat, seperti Galaxy Z Fold, di mana Samsung memutuskan untuk terus merilisnya meskipun awalnya tidak banyak brand lain yang mau merilisnya. 

Hasilnya, sekarang, satu per satu brand mulai ikut serta, termasuk Apple yang kabarnya sedang menyiapkan iPhone dan iPad dengan layar lipat guna mengabulkan permintaan para konsumen terhadap minat teknologi ini.

  • Kesembilan, munculnya teknologi baru seperti under-display camera, yang bisa menjadi solusi untuk layar penuh tanpa notch atau kamera motorized. Meskipun teknologi ini belum banyak diadopsi secara luas, saat ini teknologi ini banyak digunakan di hp layar lipat seperti Galaxy Z Fold series.

By the way, sebenarnya ada satu hal yang membuat kami suka dengan hp pop up atau flip-up kamera. Selain dapat menikmati layar secara penuh, yaitu kemampuannya untuk mengambil foto atau video selfie menggunakan kamera utama. 

Adanya teknologi semacam ini membuat smartphone yang menggunakan flip-up atau rotasi kamera seperti Galaxy A80 atau Zenfone 6 menjadi alat konten para content creator yang sangat powerful. 

Selain itu, harganya juga masih bisa lebih terjangkau dibandingkan dengan solusi lain saat ini, yaitu menggunakan smartphone lipat atau flip untuk mengambil foto selfie dengan kamera utama. Dan, kamera jenis ini juga cenderung lebih awet.

Jadi, itulah beberapa alasan kenapa hp dengan pop-up kamera dan inovasi sejenisnya punah dari smartphone di era ini. Meskipun kami terkadang merindukan teknologi semacam itu karena membuat pengalaman menggunakan smartphone menjadi lebih menarik. 

Akan tetapi, kita harus mengakui bahwa biaya produksi untuk membuat 1 unit saja terlalu tinggi, baik dari segi durabilitas, ketahanan air, biaya tambahan, dan faktor lainnya, menjadi hambatan utama. Semoga informasi ini bermanfaat bagi pembaca. Salam

Cak Nun
Cak Nun Seorang bloger muda yang hanya memikirkan kata "berusaha, berdoa dan pasrah" tak lupa akan syukur atas apa yang di berikan.

Posting Komentar