Begini Cara Memulai Bisnis dengan Modal 1 Juta

Daftar Isi

SerbaGratis95.site – Oke, kalau misalnya kamu punya 1 juta buat memulai bisnis, kira-kira mulainya gimana caranya? Beberapa orang mungkin bingung terkait dengan hal ini, dan tidak tahu langkah langkah memulai bisnis yang baik. 

Nah, dalam tulisan ini, kami ingin memberikan perspektif tentang bagaimana cara mengelola uang dengan modal 1 juta untuk memulai bisnis yang semoga akan memiliki omset puluhan juta, bahkan ratusan juta di masa depan. 

Namun, perencanaan bisnis atau pendekatan dalam membangun bisnis dengan modal kecil, seperti 1 juta, memiliki perbedaan dengan saat kamu memiliki modal puluhan atau ratusan juta.

Kuncinya sebenarnya ada di sini, yaitu mengoptimalkan modal yang dimiliki dan bergantung pada aliran kas untuk operasional bisnisnya. Tanpa bertele-tele lagi, kami akan langsung share bagiamana caranya.

Cara Memulai Bisnis dengan Modal 1 Juta

Pada tahapan ini kami akan membaginya kedalam beberapa bagian, mulai dari ide, riset, produk, pemasaran, dan operasional. Nah, dibawah ini kami akan menyelaraskan setiap bagian dengan perencanaan bisnis untuk modal 1 juta.

1. Ide

Jika modal terbatas, kita tidak bisa memiliki ide bisnis seperti membuka restoran, membuka bisnis dengan kantor fisik, atau menyimpan stok barang senilai 10-20 juta. Kita perlu memikirkan ide bisnis yang bisa dijalankan secara digital, dan produknya tidak perlu dimiliki secara fisik.

Disini kami akan menjelaskan lebih detail tentang produk dalam step berikutnya, tetapi intinya, ide biasanya muncul dari kebutuhan sehari-hari. Coba perhatikan sekitarmu, apa yang membuatmu tertarik? Apa yang pernah kamu jual sebelumnya?

Mungkin sesederhana melihat makanan favorit sehari-hari atau barang yang sering dibeli setiap hari.
Sebenarnya, kita tidak perlu membatasi ide hanya pada hal-hal kecil; ide besar seperti membuka restoran dapat dipecah menjadi ide yang lebih kecil. Misalnya, memulai dengan memasak di dapur sendiri dan menjualnya secara online.

Step pertama ini hanya sebatas pengantar. Jadi, kita tidak menutup diri terhadap kemungkinan bisnis kecil, namun ide yang realistis untuk dijalankan dengan modal kecil biasanya lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari kita.

2. Riset

Nah, pada step kedua, kita akan membahas tentang riset. Karena hanya memiliki modal terbatas, tidak mungkin langsung membuat produk dengan melakukan uji coba sebanyak mungkin. 

Dalam riset pasar, terdapat dua yang kami gunakan untuk proyek sosial sebelumnya, yaitu riset pasar dan riset kompetitor. Jadi, apa perbedaan antara riset pasar dan riset kompetitor? 

Riset pasar berfokus pada melihat keinginan pasar. Misalnya, jika memiliki ide untuk membuat bakso goreng atau basreng sebagai bisnis, kita perlu melihat apakah orang di sekitar tertarik membeli bakso goreng. 

Coba lihat di GoFood dan GrabFood, apakah ada penjual bakso goreng di daerahmu? Riset pasar bertujuan untuk benar-benar memahami apakah bisnis ini dapat terjual atau tidak. 

Jika masih bingung, cukup tanyakan kepada calon customer seperti teman atau orang di sekolah atau kuliah. Jika responnya kebanyakan positif, 'Oh, saya mau beli', lanjut ke langkah berikutnya, yaitu riset kompetitor.

Riset kompetitor seharusnya cukup mudah. Cari tahu tentang pesaing yang menjual produk serupa, mulai dari harga, rasa, hingga kemasannya. Setidaknya, kumpulkan informasi tentang kompetitor-kompetitor tersebut.

Kebanyakan bisnis dengan modal kecil tidak memiliki anggaran Research and Development (RnD) atau Penelitian dan Pengembangan. Sebagian besar bisnis yang baru memulai menggunakan pendekatan ATM; (Amati-Tiru-Modifikasi). 

Lihatlah produk yang serupa yang laku keras di pasaran dan pahami mengapa. Adakah faktor rasa atau kemasan yang menarik? Ini adalah langkah awal sebelum kamu merencanakan tiga aspek berikutnya.

Setelah langkah ini, kamu akan memiliki gambaran apakah ide ini akan berhasil atau tidak. Sekarang, tantangannya adalah merencanakan penggunaan modal 1 juta dalam tri fecta planning, istilah yang kami buat sendiri. 

Dalam bisnis, kami menggunakan trifecta planning yang sederhana, yaitu produk, pemasaran, dan operasional.

3. Produk

Kita mulai dari produk dulu. Jadi, kami memiliki aturan 40-40-20 untuk alokasi budget bisnis, di mana 40% digunakan untuk produk, 40% untuk pemasaran, dan 20% untuk operasional. Jika kamu memiliki modal 1 juta, berarti anggaran kita adalah 400 ribu.

Untuk produk, kuncinya ada pada pengelolaan 400 ribu tersebut. kamu tidak bisa mengharapkan bahwa uang tersebut dapat digunakan untuk menyiapkan stok barang sebanyak mungkin. 

Kami sangat tidak menganjurkan untuk menghabiskan seluruhnya pada stok barang. Sebagai contoh, dari 400 ribu, gunakan sebagian untuk uji coba, pembuatan produk pertama, dan menemukan resepnya. kami akan mengambil contoh dalam konteks bisnis bakso goreng (basreng).

Ketika memulai bisnis dengan modal kecil, perhatikan cashflow (arus uang). Misalnya, dari 400 ribu, gunakan sebagian untuk menentukan hal seperti packing, produk, dan bahan mentah. 

Setidaknya, mulailah dengan sedikit. Jika ada pesanan yang banyak, buatlah sistem Purchase Order (PO). Dengan sistem ini, orang dapat membayar terlebih dahulu, dan kamu baru mengirim barang setelahnya.

Dalam bisnis dengan modal kecil, ada konsep turn over (kembali) yang perlu diperhatikan. Jangan berharap dapat menyimpan stok banyak produk dan semuanya terjual dalam 3 bulan ke depan. Oleh karena itu, batasi turn over-nya.

Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan dalam produk, yaitu Unit Selling Proposition (USP) dan Unit Economics (UE).

Unit Economics intinya adalah merencanakan berapa modal untuk menjual satu produk. Misalnya, jika kamu ingin menjual bakso goreng seharga 5 ribu, kamu perlu mengetahui berapa modalnya? berapa biaya bakso, biaya penggorengan, dan biaya packaging? 

Pastikan memiliki margin yang sehat. Margin tersebut mungkin antara 2-4 ribu, tetapi upayakan untuk mempertahankan margin yang tinggi sambil tetap bersaing, sebagaimana yang telah dilakukan riset sebelumnya.

Setelah perencanaan produk, kamu dapat membayangkan seperti apa produk tersebut, bagaimana packaging-nya, dan berapa harganya. 

Jadi, modal awalnya kebanyakan digunakan untuk riset atau stok barang yang mungkin hanya 5 atau 10, yang merupakan hal yang wajar. Karena kamu dapat menjual berdasarkan pre-order atau batch-based (basis kelompok).

4. Pemasaran

Nah, poin kedua ini agak sulit. Banyak orang mengira bahwa kalau sudah memiliki anggaran, misalnya 400 ribu, langsung digunakan untuk promosi. Jadi, menurut kami, marketing itu terbagi menjadi dua, yaitu fondasi dan distribusi.

Jika memiliki anggaran kecil, saya sangat tidak menyarankan fokus pada distribusi. Misalnya, dengan 400 ribu, semuanya digunakan untuk mengiklan di Instagram, lewat influencer, atau sejenisnya. Menurut kami, itu bukan pilihan yang bijak.

Karena jika memiliki bisnis online, atau bisnis dengan modal kecil yang bergantung pada online, yang lebih penting adalah fondasinya. Lebih baik membayar seorang desainer untuk memperbaiki logo, membuat postingan di Instagram, atau hal-hal sejenis. Seolah-olah, toko online yang kita branding itu jauh lebih penting daripada distribusinya.

Jadi, dalam perencanaan pemasaran sebenarnya, kamu harus menetapkan apa brand yang ingin dibangun, menurut kami, itu lebih penting. Karena untuk distribusi atau untuk memperkenalkan produk di pasar, ada banyak cara gratis yang dapat dilakukan, dan mungkin bisa menghasilkan omset puluhan juta.

Misalnya, jika kamu masih sekolah atau kuliah, kamu bisa menawarkan kepada teman-teman, menitip di tempat-tempat tertentu, bergabung dalam komunitas, dan sebagainya. Jika anggarannya 400 ribu, biasanya kami sarankan 200 ribu untuk menyewa seseorang atau meminta bantuan seseorang untuk membuat logo. Pastikan platfrom online-nya bagus, karena orang akan membeli dari situ.

Sisanya bisa digunakan untuk platform distribusi yang gratis, seperti community marketing, posting di Instagram, meminta teman untuk melakukan repost, dan masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan.

5. Operasional

Nah, yang terakhir adalah 20%, yaitu operasional. Apa itu operasional? Secara sederhana, ini seperti dana darurat. Maksudnya, ke depannya, ini akan digunakan untuk logistik dan akuntansi. Ini sangat penting, terutama jika kamu tidak memiliki dasar keuangan.

Pencatatan keuangan sangat penting, terutama pada awal-awal. Misalnya, kamu sudah memiliki ide bisnis basreng, ingin menjual seharga 5 ribu, membuat PO berbasis pesanan karena modal terbatas, sudah menyewa desainer untuk membuat logo yang bagus. 

Lalu saat distribusi dan penawaran, ternyata ada minat. Ada 10 PO yang masuk. Semua ini harus dicatat. Karena kunci menjalankan bisnis dengan modal kecil adalah ketergantungan pada arus kas.

Jadi, jika ada uang masuk dari PO, baru beli bahan, produksi, dan profit-nya disimpan. Misalnya, laba sisa 200-500 ribu, nah 500 ribu itu bisa dipertimbangkan untuk diinvestasikan kembali. 

Misalnya, Menyimpan stok barang, atau meningkatkan produknya, dan seterusnya. Lama kelamaan, bisnis ini akan berkembang sendiri. Setiap PO, setiap batch, kalian terus berkembang, fokus pada alur distribusi baru, dan sebagainya.

Jadi, itu gambaran besar tentang cara merencanakan bisnis dengan modal 1 juta. Ini merupakan pendapat pribadi, tanpa teori tertentu, karena kami suka menggunakan prinsip 40-40-20. 

Produk difokuskan pada USP dan UE, dan jangan menyimpan stok barang. Menurut kami, membuat berbasis PO atau dropshipping itu lebih baik. 

Untuk pemasaran, menurut kami, fondasi online lebih penting daripada distribusi, terutama kalau anggarannya terbatas. Jadi, pastikan Instagram bagus, brosurnya juga bagus kalau ingin menggunakannya. Sisanya fokuslah pada distribusi melalui channel gratis.

Terakhir, amati operasional, catat keuangan. Sederhana seperti itu. Lalu, nanti, kamu bisa memonitor cashflow atau pemasukan-pengeluaran setiap bulan. 

Jika pemasukan bulan ini baik dan ada keuntungan, gunakan untuk pengeluaran bulan depan, seperti stok barang dan lainnya. Jadi, apakah mungkin memulai bisnis dengan modal 1 juta? Menurut kami, sangat memungkinkan. Lebih sulit? Ya. Lebih lama? Ya. Tapi ya, kita harus berbuat dengan apa yang dimiliki. 

Semoga perspektif ini memberikan gambaran, bagaimana menjalankan bisnis dengan modal 1 juta. kami harap, modal kecil bukanlah penghalang untuk memulai bisnis. Jika kamu benar-benar ingin melakukannya, maju saja dan pantang menyerah. Sekian dan semoga bermanfaat.

Cak Nun
Cak Nun Seorang bloger muda yang hanya memikirkan kata "berusaha, berdoa dan pasrah" tak lupa akan syukur atas apa yang di berikan.

Posting Komentar