Apa Benar Generasi Milenial Sekarang Bermental Lemah?

Daftar Isi

SerbaGratis95.site - Dalam era modern saat ini, seringkali terdengar pernyataan bahwa generasi milenial atau Gen Z, terutama anak-anak muda, memiliki mental yang bisa dikatakan lemah. 

Geberasi saat ini dianggap sering mengeluh, healing, dan mengekspresikan curhat (curahan hati) di media sosial. Namun, apakah benar generasi milenial sekarang memiliki mental yang lemah? Mari kita telaah lebih dalam.

Apa Benar Generasi Milenial Sekarang Bermental Lemah?

Sebelum ke topik pembahasan, disini kami akan memberikan sebuah penjelasan terlebih dahulu. Data mencatat bahwa angka depresi di kalangan anak muda memang meningkat diberbagai macam negara, termasuk di Indonesia. 

Sebuah penelitian (Kaligis et al., 2021) menunjukkan bahwa 88% anak muda di Indonesia pernah mengalami depresi. Faktor-faktor seperti pandemi dan penggunaan over media sosial menjadi penyebab perburukan kondisi mental anak anak dalma negeri.

Ketika pandemi COVID-19 terjadi, ada tekanan tambahan pada kesehatan mental anak muda. Isolasi sosial, kekhawatiran akan kesehatan, dan ketidakpastian masa depan merupakan faktor-faktor yang memperparah masalah ini. 

Di samping itu, media sosial menjadi tempat yang potensial memicu kesepian dan perbandingan diri. Misalnya, si A sudah memiliki penghasilan, kendaraan, sedangkan ia masih gini gini aja.

Selain itu, banyaknya konten yang kurang baik di media sosial, mulai dari kebocoran data pribadi, cyberbullying, pelecehan seksual, hingga isu-isu global seperti krisis iklim dan bencana alam, juga memberikan tekanan tambahan pada psikis anak muda saat ini.

Penulis melihat satu kemungkinan penyebab meningkatnya angka depresi, yaitu "mendapatkan terlalu banyak informasi." Anak-anak muda sering kali terpapar informasi dalam jumlah besar setiap harinya. Mulai dari informasi pendidikan, berita, hingga konten hiburan, semuanya diterima tanpa henti.

Anak-anak muda sekarang terlalu banyak mengisi waktu mereka dengan berbagai aktivitas di media sosial, game, dan internet tanpa memberikan cukup waktu bagi otak mereka untuk istirahat. Sehingga, dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan burn out dan bahkan depresi.

Namun, di tengah tantangan ini tidak sedikit dari generasi muda menunjukkan kekuatan dengan menjadi lebih terbuka terhadap isu kesehatan mental. Mereka tidak malu untuk berbicara dan mencari dukungan dari teman atau bahkan profesional. 

Sebenarnya untuk bisa memahami kondisi mental generasi milenial saat ini membutuhkan perspektif yang lebih luas. Meskipun menjumpai tantangan yang bermacam macam, keberanian mereka untuk publik speaking dan membicarakan masalah kesehatan mental serta mencari bantuan adalah langkah positif. 

Penting bagi kita semua untuk terus mendukung dan memahami orang orang yang mengalami masalah mental, serta menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental generasi yang akan datang. Sekian dan semoga apa yang kami bagikan bermanfaat.

Cak Nun
Cak Nun Seorang bloger muda yang hanya memikirkan kata "berusaha, berdoa dan pasrah" tak lupa akan syukur atas apa yang di berikan.

Posting Komentar