4 Cara Kapitalis Mengontrol Kemiskinan

Daftar Isi

SerbaGratis95.site - Kata "kemiskinan" sering terdengar dalam pembicaraan sehari-hari, terutama pada saat orang membahas situasi ekonomi suatu negara. 

Di Indonesia, pada September 2023, jumlah penduduk miskin mencapai 25,90 juta orang, turun 9,36% dari 9,57 % pada September 2022. 

Kemiskinan bukan hanya menjadi masalah generasional, tetapi juga fenomena global yang terus berlanjut hingga sekarang.

Seringkali, kita melihat ketidaksetaraan antara orang-orang yang hidup dalam kemiskinan dan mereka yang memperoleh kekayaan yang melimpah. 

Pada bulan Oktober 2023, Forbes merilis daftar 2.529 orang terkaya di seluruh dunia yang tersebar di 77 negara,  dengan nilai harta mencapai 6,3 miliar dolar. 

Dan, Amerika Serikat menjadi negara dengan jumlah milarder terbanyak di dunia hingga artikel ini dibuat. Jumlah miliarder di negara tersebut sebanyak 744 orang, mengalahkan Cina yang hanya menyumbang 408 Orang saja.

Paradoks Kesenjangan Ekonomi

Fakta bahwa kesenjangan ekonomi tidak mungkin hilang sepenuhnya memberikan gambaran bahwa keberadaan orang kaya dan miskin akan selalu ada. 

Sebagai pemain utama dalam pasar global minyak, Arab Saudi menunjukkan bahwa keberlanjutan ekonomi bergantung pada diversifikasi dan investasi di sektor lain, termasuk olahraga.

Namun, paradoks ini menciptakan ketidakadilan yang bertentangan dengan moral manusia. Kesenjangan global dalam distribusi kekayaan mencapai tingkat yang sangat memprihatinkan. 

Dua pertiga dari kekayaan global dipegang oleh satu persen dari populasi manusia, sementara sisanya berjuang untuk berbagi satu potong makanan.

Bagaimana Cara Kapitalis Mengontrol Kemiskinan?

Kapitalisme, sebagai sistem ekonomi dominan, memiliki peran besar dalam menciptakan dan mengendalikan kemiskinan. 

Tingginya persaingan pasar memaksa pemilik bisnis untuk mencari cara mempertahankan keuntungan maksimal. Dalam konteks ini, paradoks muncul.

1. Meningkatnya persaingan pasar

Persaingan yang ketat dalam pasar sering kali mendorong pemilik bisnis untuk menekan biaya produksi, termasuk upah pekerja. Tentunya hal ini dapat menyebabkan pemangkasan biaya bahan produksi, yang pada gilirannya dapat merugikan kualitas produk.

2. Produksi barang dan jasa murah

Kapitalis menciptakan barang dan jasa murah untuk masyarakat miskin. Namun, kualitas produk tersebut sering kali buruk, memperparah masalah kesehatan dan kesejahteraan masyarakat miskin.

3. Eksploitasi lingkungan

Pemilik bisnis yang berfokus pada keuntungan juga sering mengabaikan dampak lingkungan. Limbah pabrik mereka dapat mencemari lingkungan sekitar, merugikan kesejahteraan masyarakat lokal.

4. Melakukan utang dan masuk lingkaran kemiskinan

Produksi makanan dan minuman murah yang kurang sehat dapat memicu masalah kesehatan di kalangan masyarakat miskin. Hal tersebut bisa menyebabkan pengeluaran tambahan untuk pengobatan, yang sering kali dibiayai melalui pinjaman dengan bunga tinggi.

Dalam kapitalisme, paradoks kerja juga muncul. Meskipun menciptakan lapangan pekerjaan, sistem ini sering kali menuntut efisiensi yang berlebihan dan upah yang rendah, menciptakan beban kerja yang berat bagi karyawan.

Dilema ini menimbulkan pertanyaan, apakah kapitalisme benar-benar memberikan solusi bagi ketidakadilan ekonomi atau malah memperburuk kemiskinan?

Mengatasi ketidakadilan ini memerlukan langkah-langkah yang kongkrit, termasuk regulasi yang lebih ketat terhadap praktek bisnis, peningkatan distribusi kekayaan, dan fokus pada pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan.

Kapitalisme, sejauh ini, memberikan inovasi dan kesempatan, tetapi perlu diimbangi dengan tanggung jawab sosial dan lingkungan agar dapat menciptakan masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.

Demikianlah informasi yang dapat kami bagikan terkait dengan cara kapitalis mengontrol kemiskinan untuk kekayaan pribadinya. Semoga sedikit apa yang kami bagikan bermanfaat untuk para pembaca.

Cak Nun
Cak Nun Seorang bloger muda yang hanya memikirkan kata "berusaha, berdoa dan pasrah" tak lupa akan syukur atas apa yang di berikan.

Posting Komentar